Sunday, December 22, 2013

Assalamualaikum...

(Belum ada tajuk..)


Bab 1


          Matanya merenung jauh ke hadapan. Sesekali dahinya berkerut-kerut dan jarinya yang sedikit berisi itu kelihatan memicit-micit dahi tersebut. Entah apa yang difikirkannya. Entah apa yang direnungkannya. Entah apa yang membuatkan dahinya berkerut sedemikian rupa. 


Buku yang ada di atas meja masih berada pada muka surat yang sama. Sedikitpun tidak berganjak. Sehelaipun tidak diinjak. Mujurlah muka surat pada buku itu ditindih dengan telefon bimbitnya. Jika tidak, sudah pasti helaian tersebut terselak bersilih-ganti dek terjahan angin yang sesekali menerpa.


Air tembikai yang sudah tinggal separuh gelas disedut lagi. Slurrppp..!! Nyamannya masuk ke dalam tekak yang kehausan. Lamunannya terhenti tatkala mendengar bunyi brek mengejut di belakangnya..


"Astaghfirullaahal'azimmm...., terkejut aku..", bisiknya perlahan sambil mengurut dada.


Hampir tersembur air tembikai yang disedutnya tadi. Dia memandang sekilas ke arah kereta yang brek mengejut tadi. Kelihatannya seperti kereta orang kaya je, fikirnya kembali. Kereta buatan luar negara tu kira kereta orang kaya la, kan... eheh...



Friday, February 10, 2012

Untaian keluh-kesah..


Tipulah, kalau aku kata aku tak terluka...
Tipulah, kalau aku kata aku tak terasa...
Tipulah, kalau aku kata aku tak tersinggung...
Tipulah, kalau aku kata aku tak perasan...

Kadang-kadang aku serik...
Kadang-kadang aku kecewa...
Kadang-kadang aku terpana...
Kadang-kadang aku tak tau nak buat apa...

Ini bukan kisah putus cinta...
Juga bukan kisah ditinggalkan sang jejaka...
Ini kisah lain, kisah alam semesta...

Kisah kasih sayang sesama teman yang disalah ertikan...
Kisah teman yang menikam dari belakang...
Kisah teman yang manis mulut bagai madu bila di hadapan...
Kisah teman yang kini menjadi keluh-kesah...

Semua kita mengalami perkara yang serupa...
Samada hendak mengakuinya ataupun tidak...
Kalau ego tinggi, memang tidak akan mengaku punya la...
Kalau dah tak tahan, terpaksa juga luahkan...
Bukan untuk dihakimi, tapi untuk meredakan keadaan...

Teman semusim mudah dicari...
Teman bersebab merata-rata...
Teman susah senang bersama payah nak jumpa..

Keluh-kesah ini pasti akan berterusan sampai bila-bila...
Menjadi untaian yang tidak akan pernah putus...
Untaian demi untaian hingga membelit sesama sendiri...

Sunday, February 05, 2012

Teganya kamu meninggalkan aku..

Aku merenung wajah keruh itu..
wajah yang penuh dengan kekeliruan
wajah yang dahulunya bercahaya serta bersinar
wajah yang menjadi impian ramai jelita
namun kini, wajah itu suram seakan membendung rasa kecewa...

Aku masih menanti ungkapan dari bibirmu..
menanti dengan penuh sabar
menanti dengan penuh debar
menanti tanpa sedar waktu yang kian berlalu pergi
namun masih sepi..

Kau angkat wajahmu yang sedari tadi menunduk memandang rumput..
kau pandang wajahku dengan penuh kesayuan
lantas aku tatap anak matamu
mencari jawapan yang masih belum aku temui
terus kau palingkan wajah lesumu itu..

Gelora apakah yang sedang kau tanggung ini..?
hingga tidak mampu kau tatap wajahku..?

Aku yang kau kenali sejak dahulu kini seolah-olah orang asing bagimu..
tiada sepatah kata yang kau ucapkan
tiada secebis senyuman terpalit di wajahmu
yang ada cuma wajah surammu yang mengguris jantungku
kau lihatlah mataku ini
mata yang terus mengharapkan sebuah ungkapan dari bibirmu...

Masa berlalu begitu saja..
tanpa ada rasa ceria
tiada lagi rasa bahagia seperti dahulu
segala-galanya kaku dan membisu..
membeku dan terus membeku...

Lantas, kau hulurkan kepadaku sekeping kertas berlipat kemas..
terus kau bangun dan berdiri
kau pandang wajahku yang disaluti kecurigaan
kau anggukkan kepalamu dan mengucapkan salam perpisahan..

Aku terpinga-pinga..
lalu membuka lembaran kertas itu
tanganku seakan menggigil kesejukan
tatkala melihat bait-bait ayat tulisan tanganmu
teganya kamu meninggalkan aku
hanya kerana dia yang baru kau kenali...

Dari kejauhan aku melihat langkahan kakimu..
sedikitpun kau tidak menoleh ke belakang memandang aku seperti selalu
teganya kamu buat begitu...

Allahu Akbar..!!!
Kasihanilah hambaMu ini..
Jangan Kau palingkan aku dariMu akibat dari kekecewaan ini...

Thursday, April 21, 2011

Untukmu satria yang aku rindui selalu..

Satriaku...
Kujunjung kasih tiap titisan keringatmu...
Bersama redahan onak-onak berseretan di setiap langkahan...
Mengekori bebayang malam yang sering berkejar-kejaran...
Meracuni serta membayangi hati yang kian membara...

Satriaku...
Kelukaan serta tangisanmu di perantauan sepi...
Kau semat dan kau simpan sebagai memori nan indah...
Lantas kau biarkan ia berlalu bersama rentetan hari-hari yang
mendatang...

Satriaku...
Aku tahu kau merindu pada yang ditinggalkan...
Kau tangisi tiap kedukaan, kekecewaan jua kepayahan...
Redahilah persadamu... 
Lapangkan kehijauan akalmu...
Mengusiri pepasir yang berbelang-belang kemerahan...
Samar-samar, yang akhirnya berkilauan disambar mentari pagi...

Satriaku...
Tiap kedukaan pastikan ada indahnya...
Jangan kau agungkan manis kata di bibir saja...
Hindarilah dari berteka-teki dalam kesamaran...
31 Ogos kian menjelang dan akan terus mendatangimu...
Itulah harimu...
Itulah kemegahanmu...
Itulah penghormatan untukmu...

Perjuanganmu...
Masih terus kau hayati, kau kejari bersama bisa dihati...
Juga pengorbananmu ini wahai satriaku...
Setulus titisan airmata yang mengalir bersama kepasrahan diri...
Semoga memori usangmu itu akan terus diingati....
Abadi...

(Al-Fatihah buat semua satria negara yang sudah pergi..)

p/s: Sajak ni aku tulis semasa arwah abah masih ada dan aku tak pernah tunjuk pada sesiapapun. Tapi sayang aku lupa nak letak tarikh masa aku buat sajak ni. Aku jumpa balik kertas sajak ni waktu aku mengemas dulu dan terus aku abadikan di sini....